jump to navigation

Tofu (Tahu Jepang) Mencegah Kanker Payudara September 25, 2010

Posted by paspitu in Kabar dari teman.
Tags:
add a comment

Majalah Time 14 Januari 1991 pernah menurunkan laporan utama mengenai kanker payudara, yang dijulukinya “A Puzzling Plague” (Wabah yang Membingungkan). Dilaporkan bahwa satu dari sepuluh wanita AS terkena kanker payudara! Sungguh wabah yang mengerikan. Sampai tahun lalu, kanker payudara tetap masih merupakan pembunuh perempuan terganas di AS dan Eropa (Suara Pembaruan, Minggu 24 November 2002). Diperkirakan 70-75 kasus per 100.000 penduduk setiap tahun (Swiss), dan 100 kasus di AS. Di Australia, satu dari sebelas wanita meninggal akibat kanker payudara setiap tahunnya.

Sebaliknya yang terjadi di Asia. Di Jepang hanya 15-18 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Di Cina malah di bawah 10 kasus per 100.000 penduduk per tahunnya. Tetapi, jika wanita Jepang dan Cina itu tinggal di AS dengan menerapkan gaya hidup dan mengonsumsi makanan khas barat, maka kondisinya sama saja rentannya dengan wanita AS dan Eropa terhadap penyakit kanker payudara! Mengapa itu bisa terjadi?

Menurut penelitian di Singapura, kondisi itu bisa terjadi karena mereka banyak mengonsumsi makan yang berbasiskan kedelai. Anna H. Wu PhD., dan rekan-rekannya di University of Southern California, AS, yang meneliti 144 wanita sehat keturunan Cina di Singapura yang postmenopause, menemukan: wanita yang mengonsumsi 25% lebih banyak makanan berbasis kedelai, tekanan darahnya 15% lebih rendah yang besar pengaruhnya dalam pembentukkan estrogen. Sementara mereka yang sedang-sedang saja dalam mengonsumsi makanan berbasis kedelai, tidak terlihat adanya penurunan pembentukkan estrogen.

Penelitian tersebut semakin menegaskan penelitian yang dilakukan rekan-rekan Wu sebelumnya di California, yang dilakukan terhadap wanita Amerika keturunan Asia. “Studi yang kami lakukan terhadap kanker payudara wanita Amerika-Asia menegaskan bahwa konsumsi kedelai ada kaitannya dengan penurunan risiko kanker payudara baik terhadap wanita yang pramenopause maupun yang postmenopause,” tutur Wu seperti dikutip WebMD Medical News.

Namun agar ada pengaruhnya terhadap penurunan produksi estrogen, maka jumlah makanan berbasis kedelai yang harus dikonsumsi cukup banyak. Para wanita keturunan Cina di Singapura rata-rata mengonsumsi tofu (dari yang biasa sampai yang digoreng, dari yang dicampur sirop maupun yang berbentuk minuman ringan) sampai 157 gram setiap harinya. “Tofu sejenis juga dijual di pasar swalayan di AS per kotak yang beratnya antara 110 hingga 130 gram,” jelas Wu. “Per kotaknya bisa untuk tiga kali makan,” tambah Wu lagi.

Sumber: Ramurancik.com

http://www.nutrisibali.com/details.php?aid=19&catid=&inpage=articles

Ucapan duka cita kepada Ratnawati Pongkapadang(Watik 3B/79) September 22, 2010

Posted by paspitu in berita duka.
Tags:
1 comment so far

Dengan ini, sebagai pribadi dan sekaligus mewakili alumnus SMPN 7  Surakarta, khususnya alumnus  angakatan Th. 1979 (PASPITU’79), kami ingin menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya

Bapak Rahmat Pongkapadang (Kakanda Ratna Pongkapandang)

Semoga damai abadi yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus Kristus dianugerahkan kepada beliau di rumah Bapa di sorga.

Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi penghiburan, ketabahan, dan pengharapan dari Tuhan Bapa di sorga.

Amin.

Pembuat Blue Atom Antivirus adalah anak SMP Surabaya September 17, 2010

Posted by paspitu in Kabar dari teman.
Tags:
3 comments

Antivirus Siswa SMP Stella Maris Mampu Jaring 4.000 Virus

SURABAYA, KOMPAS.com – Anda yang biasa browsing di situs softpedia.com untuk mencari antivirus, tentu mengenal Blue Atom Antivirus. Tetapi, tahukah Anda siapa pencipta antivirus ukuran 2,5 MB yang mampu menjaring sekitar 4.000 virus dalam dan luar negeri itu?

Dia adalah Alvin Leonardo (14) siswa kelas IX E SMP Katolik Stella Maris, Surabaya. Hebatnya, karya arek Suroboyo ini secara resmi telah mendapat garansi 100 persen clean oleh softpedia pada 19 Oktober 2009.

Meski menjadi salah satu penghuni kelas unggulan di sekolah, Alvin adalah sosok siswa bersahaja. Tak terlihat istimewa. Rambut pendek dan badan sedikit kurus. Tapi, ia memang lebih menguasai pemrogaman komputer dibanding rekan-rekannya.

Alvin mulai rajin mengotak-atik program komputer sekitar tiga tahun lalu. Saat itu, dia baru saja duduk di bangku SMP dan untuk pertama kali memegang komputer. Awalnya, dia hanya suka main game. Tapi, rasa ingin tahunya berkembang ketika melihat program visual basic dalam hard disk komputer.

“Waktu itu saya penasaran, program itu untuk apa? Cara kerjanya bagaimana? Lalu saya otak-atik sampai akhirnya tahu,” ujarnya. Kemampuan Alvin mengotak-atik program komputer didapat secara otodidak. Ia tidak pernah mengikuti kursus komputer atau mendapat bimbingan khusus di bidang pemrograman.

Hanya dalam kurun waktu sekitar dua tahun, Putra pasangan Muliani Tedjakusuma dan Surya Mutiara itu sudah menguasai bahasa pemrogaman visual basic, c#, dan asmbler (ASMX 86). Kemampuan menguasai tiga jenis bahasa pemrogaman itulah yang mengantar Alvin membuat antivirus.

Karya itu lahir dari keluhan orang-orang di sekitar. “Banyak saudara dan teman jengkel karena komputer atau flash disk diganggu virus. Saya lihat sistem kerja antivitus itu gampang, jadi saya buat sendiri,” ungkap anak tunggal itu.

Alvin berhasil menyelesaikan proyek antivirusnya pada September 2009. Semula ia menamakan karyanya Fire Antivirus. Tapi, karena nama itu sudah pernah ada, ia lalu mengubah dan memberi nama karyanya Blue Atom Antivirus. “Biru itu melambangakan ketenangan dan atom merupakan bagian terkecil dari semua benda, itu melambangkan antivirus saya yang kapasitasnya cukup kecil,” papar Alvin.
Selanjutnya ia mendaftarakan karyanya ke softpedia secara online. “Saya sempat kesulitan mendaftar, karena harus mencari website yang bisa menjadi pengantar untuk masuk ke softpedia, karena saya tidak punya server sendiri. Tapi, akhirnya bisa menggunakan sourceforge,” terang Alvin.

Selang beberapa hari setelah mendaftar ke softpedia, Alvin mendapat jawaban melalui email yang menyatakan antivirus buatannya sudah lolos uji coba dan dijamin sehingga bisa diunduh secara langsung melalui softpedia.

Selain berkapasitas kecil dan bisa menyeleksi lebih banyak virus, Blue Atom Antivirus diklaim bisa bekerja dalam waktu singkat. Antivirus ini bisa digunakan untuk komputer dengan spesifikasi sederhana sekalipun.

Tidak puas dengan karya antivirus yang sudah mendapat sertifikasi softpedia. Alvin terus mengembangkan karyanya. Hasilnya, dalam waktu singkat ia sudah me-launching pengembangan antivirus Blue Atom karyanya dengan tambahan beberapa keunggulan. Versi baru Blue Atom Antivirus kini dilengkapi karantina, clean, fitur antivirus untuk game yang disebut game mode dan fitur protective flashdisk.
Pengembangan antivirus Blue Atom kembali didaftarkan Alvin ke Softpedia, Kamis (15/10). Ia berharap versi baru Blue Atom Antivirus bisa kembali mendapat lisensi dari Softpedia beberapa hari ke depan. “Kalau dapat lisensi lagi itu bisa menjadi hadiah ulang tahun,” harap bocah yang tinggal di Jl Muria Surabaya itu.

Pakar IT yang juga dekan FTIf ITS Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD menyatakan, bahasa pemrograman komputer tidak mudah dikuasai siswa, apalagi SMP.

“Kalau memang dia (Alvin) bisa menguasai bahasa pemrograman, berarti dia termasuk anak yang serius belajar, hebat dia,” puji Ryan.
Terkait antivirus buatan Alvin, Ryan hanya mengingatkan bahwa sistem kerja antivirus adalah kemampuan untuk melihat sesuatu yang tidak wajar dalam kerja komputer.

Antivirus berfungsi untuk mendeteksi hal yang tak wajar itu untuk kemudian mengendalikannya. Karenanya, pembuat antivirus dituntut untuk terus mengupdate, supaya tetap bisa berfungsi baik jika sudah ditemukan virus-virus baru.
“Anak-anak seperti dia perlu diperhatikan. Untuk meningkatkan kemampuan, dia bisa diikutkan lomba-lomba pemrograman,” tambah Ryan. Lebih lanjut, ia berharap potensi seperti Alvin bisa dibina untuk menjadi hacker ‘ilmu putih’ untuk menyosialisasikan fungsi penguasaan program komputer dan IT untuk membantu mencari solusi bagi segala keperluan. (rey)

news by : kompas
source: 
http://metropolitancyber.com/